Batik Muatan Lokal Wajib

Kamis, 28 Januari 2010 | 13:42 WIB

Bantul, Kompas – Mulai tahun 2010, Kabupaten Bantul mewajibkan tiap sekolah mulai dari TK sampai SMA untuk memasukkan batik sebagai muatan lokal dalam proses pembelajarannya. Program tersebut dipilih sebagai upaya melindungi batik lokal dari perdagangan bebas China-ASEAN sekaligus upaya pengenalan batik kepada generasi muda sejak dini.

Pencanangan ini dilakukan Bupati Bantul Idham Samawi bersama istrinya yang akan maju sebagai calon bupati di pendapa Parasamya, Rabu (27/1). “Batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Sebagai daerah yang memiliki sentra kerajinan batik, kami wajib melindungi keberadaan batik,” kata Idham.

Menurutnya, serangan produk tekstil China bisa mengancam keberadaan batik tulis lokal. Untuk melindunginya, perlu kebijakan- kebijakan terobosan. “Salah satunya adalah mewajibkan tiap sekolah memasukkan batik sebagai muatan lokal. Batik bisa dikupas panjang lebar mulai dari sejarah, proses pembuatan, sampai hasil akhirnya,” katanya.

Ia mengatakan, dengan mempelajari batik sejak dini, generasi muda akan lebih mencintai warisan budaya tersebut. Jumlah total siswa 141.000 dari TK sampai SMA. Bila mereka semua cinta batik, pemerintah tidak perlu takut produk teksil China berkeliaran di Bantul.

Dalam kesempatan tersebut, juga dibagikan perlengkapan multimedia kepada 12 sekolah sebagai penunjang muatan lokal batik. “Pada tahap awal pelaksanaan, sekolah-sekolah akan kekurangan tenaga pengajar karena jumlah guru yang menguasai batik masih minim,” kata Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Sahari.

Sahari mengatakan, selama ini muatan lokal diserahkan ke masing- masing sekolah. Namun, dengan pencanangan batik maka tiap sekolah harus menggantinya. “Mudah-mudahan langkah ini bisa membuat generasi muda sekarang lebih mencintai batik,” tuturnya. Seragam batik

Pencanangan tersebut direspons positif oleh sebagian besar guru. Sri Sundari, salah seorang guru TK, mengatakan, tidak terlalu sulit mengajarkan anak-anak membatik. Selama ini sudah banyak anak-anak di daerah sentra kerajinan batik yang diajari membatik.

Selain untuk muatan lokal, komitmen terhadap pelestarian batik juga diwujudkan dengan rencana pengadaan seragam batik senilai Rp 2 miliar untuk pegawai. Pengadaan seragam itu tanpa melalui proses lelang. Mekanisme lelang diyakini hanya akan menguntungkan pengusaha besar.

Rencananya pemerintah kabupaten akan membagikan langsung uang seragam ke setiap pegawai. Pegawai selanjutkan diwajibkan membeli batik tulis langsung ke sentra-sentra kerajinan batik seperti di Wijirejo dan Giriloyo. Langkah ini dinilai lebih menguntungkan pelaku industri kecil dan menengah di Bantul. (ENY)

1 thoughts on “Batik Muatan Lokal Wajib

Tinggalkan Balasan ke mobil88 Batalkan balasan